Penulis :
Muhammad
Faizal Ibnu Jamil
Saudariku Muslimah … .
Suatu hal yang pasti bahwa surga dan neraka
adalah dua makhluk yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan. Surga diciptakan-Nya
sebagai tempat tinggal yang abadi bagi kaum Mukminin dan neraka sebagai tempat
tinggal bagi kaum musyrikin dan pelaku dosa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
melarang darinya.
Setiap Muslimin yang mengerti keadaan Surga dan neraka
tentunya sangat berharap untuk dapat menjadi penghuni Surga dan terhindar jauh
dari neraka, inilah fitrah.
Pada Kajian kali ini, kami akan membahas
tentang neraka dan penduduknya, yang mana mayoritas penduduknya adalah wanita
dikarenakan sebab-sebab yang akan dibahas nanti.
Sebelum kita mengenal
wanita-wanita penghuni neraka alangkah baiknya jika kita menoleh kepada
peringatan-peringatan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al Qur’an tentang
neraka dan adzab yang tersedia di dalamnya dan perintah untuk menjaga diri
daripadanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Hai
orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim :
6)
Imam Ath Thabari rahimahullah menyatakan di dalam tafsirnya :
“Ajarkanlah kepada keluargamu amalan ketaatan yang dapat menjaga diri mereka
dari neraka.”
Ibnu Abbas radliyallahu 'anhu juga mengomentari ayat
ini : “Beramallah kalian dengan ketaatan kepada Allah, takutlah kalian untuk
bermaksiat kepada-Nya dan perintahkan keluarga kalian untuk berdzikir, niscaya
Allah menyelamatkan kalian dari neraka.” Dan masih banyak tafsir para shahabat
dan ulama lainnya yang menganjurkan kita untuk menjaga diri dan keluarga dari
neraka dengan mengerjakan amalan shalih dan menjauhi maksiat kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Di dalam surat lainnya Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman :“Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu
yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah : 24)
Begitu
pula dengan ayat-ayat lainnya yang juga menjelaskan keadaan neraka dan perintah
untuk menjaga diri daripadanya.
Kedahsyatan dan kengerian neraka juga
dinyatakan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam di dalam hadits yang shahih
dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwasanya beliau bersabda : “Api kalian
yang dinyalakan oleh anak cucu Adam ini hanyalah satu bagian dari 70 bagian
neraka Jahanam.” (Shahihul Jami’ 6618)
Jikalau api dunia saja dapat
menghanguskan tubuh kita, bagaimana dengan api neraka yang panasnya 69 kali
lipat dibanding panas api dunia? Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan
kita dari neraka. Amin.
Wanita Penghuni Neraka
Tentang hal
ini, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :“Aku melihat ke dalam
Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir)
dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya
adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain
keduanya)
Hadits ini menjelaskan kepada kita apa yang disaksikan oleh
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tentang penduduk Surga yang mayoritasnya
adalah fuqara (para fakir miskin) dan neraka yang mayoritas penduduknya adalah
wanita. Tetapi hadits ini tidak menjelaskan sebab-sebab yang mengantarkan mereka
ke dalam neraka dan menjadi mayoritas penduduknya, namun disebutkan dalam hadits
lainnya.
Di dalam kisah gerhana matahari yang Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wassalam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan
shalat yang panjang , beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam melihat Surga dan
neraka.
Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya
radliyallahu 'anhum : “ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat
pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah
kaum wanita. Shahabat pun bertanya : “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam?” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab :
“Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada
Allah?” Beliau menjawab : “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur
terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang
di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada
dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah
melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas
radliyallahu 'anhuma)
Dalam hadits lainnya, Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wassalam menjelaskan tentang wanita penduduk neraka, beliau bersabda :“
… dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang,
melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan
kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka
tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa
didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari
Abu Hurairah radliyallahu 'anhu)
Dari Imran bin Husain dia berkata,
Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : “Sesungguhnya penduduk surga yang
paling sedikit adalah wanita.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Imam Qurthubi
rahimahullah mengomentari hadits di atas dengan pernyataannya : “Penyebab
sedikitnya kaum wanita yang masuk Surga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada
diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan
berpaling dari akhirat karena kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk
tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk
beramal.
Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum
pria dari akhirat dikarenakan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan
dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat
tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika
diajak kepada akhirat.” (Jahannam Ahwaluha wa Ahluha halaman 29-30 dan At
Tadzkirah halaman 369)
Saudariku Muslimah … .
Jika kita
melihat keterangan dan hadits di atas dengan seksama, niscaya kita akan dapati
beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam neraka bahkan menjadi
mayoritas penduduknya dan yang menyebabkan mereka menjadi golongan minoritas
dari penghuni Surga.
Saudariku Muslimah … . Hindarilah sebab-sebab ini
semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita dari neraka. Amin.
1.
Kufur Terhadap Suami dan Kebaikan-Kebaikannya
Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wassalam menjelaskan hal ini pada sabda beliau di atas tadi. Kekufuran
model ini terlalu banyak kita dapati di tengah keluarga kaum Muslimin, yakni
seorang istri yagn mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu
yang panjang hanya dengan sikap suami yang tidak cocok dengan kehendak sang
istri sebagaimana kata pepatah, panas setahun dihapus oleh hujan sehari.
Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur terhadap apa
yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufuri kebaikan-kebaikan sang suami
karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihat istri model begini
sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam : “Allah tidak
akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan
tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin
‘Amr. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 76)
Hadits di atas adalah
peringatan keras bagi para wanita Mukminah yang menginginkan ridha Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan Surga-Nya. Maka tidak sepantasnya bagi wanita yang
mengharapkan akhirat untuk mengkufuri kebaikan-kebaikan suaminya dan
nikmat-nikmat yang diberikannya atau meminta dan banyak mengadukan hal-hal
sepele yang tidak pantas untuk dibesar-besarkan.
Jika demikian
keadaannya maka sungguh sangat cocok sekali jika wanita yang kufur terhadap
suaminya serta kebaikan-kebaikannya dikatakan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wassalam sebagai mayoritas kaum yang masuk ke dalam neraka walaupun mereka tidak
kekal di dalamnya.
Cukup kiranya istri-istri Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wassalam dan para shahabiyah sebagai suri tauladan bagi istri-istri kaum
Mukminin dalam mensyukuri kebaikan-kebaikan yang diberikan suaminya
kepadanya.
2. Durhaka Terhadap Suami
Kedurhakaan yang
dilakukan seorang istri terhadap suaminya pada umumnya berupa tiga bentuk
kedurhakaan yang sering kita jumpai pada kehidupan masyarakat kaum Muslimin.
Tiga bentuk kedurhakaan itu adalah :
1. Durhaka dengan ucapan.
2. Durhaka
dengan perbuatan.
3. Durhaka dengan ucapan dan perbuatan.
Bentuk
pertama ialah seorang istri yang biasanya berucap dan bersikap baik kepada
suaminya serta segera memenuhi panggilannya, tiba-tiba berubah sikap dengan
berbicara kasar dan tidak segera memenuhi panggilan suaminya. Atau ia
memenuhinya tetapi dengan wajah yang menunjukkan rasa tidak senang atau lambat
mendatangi suaminya. Kedurhakaan seperti ini sering dilakukan seorang istri
ketika ia lupa atau memang sengaja melupakan ancaman-ancaman Allah terhadap
sikap ini.
Termasuk bentuk kedurhakaan ini ialah apabila seorang istri
membicarakan perbuatan suami yang tidak ia sukai kepada teman-teman atau
keluarganya tanpa sebab yang diperbolehkan syar’i. Atau ia menuduh suaminya
dengan tuduhan-tuduhan dengan maksud untuk menjelekkannya dan merusak
kehormatannya sehingga nama suaminya jelek di mata orang lain. Bentuk serupa
adalah apabila seorang istri meminta di thalaq atau di khulu’ (dicerai) tanpa
sebab syar’i. Atau ia mengaku-aku telah dianiaya atau didhalimi suaminya atau
yang semisal dengan itu.
Permintaan cerai biasanya diawali dengan
pertengkaran antara suami dan istri karena ketidakpuasan sang istri terhadap
kebaikan dan usaha sang suami. Atau yang lebih menyedihkan lagi bila hal itu
dilakukannya karena suaminya berusaha mengamalkan syari’at-syari’at Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan sunnah-sunnah Rasul-Nya Shalallahu ‘alaihi wassalam.
Sungguh jelek apa yang dilakukan istri seperti ini terhadap suaminya. Ingatlah
sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam :“Wanita mana saja yang meminta
cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar’i, pent.) maka haram baginya wangi
Surga.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi serta selain keduanya. Lihat Al Insyirah
fi Adabin Nikah halaman 85)
Bentuk kedurhakaan kedua yang dilakukan para
istri terjadi dalam hal perbuatan yaitu ketika seorang istri tidak mau melayani
kebutuhan seksual suaminya atau bermuka masam ketika melayaninya atau
menghindari suami ketika hendak disentuh dan dicium atau menutup pintu ketika
suami hendak mendatanginya dan yang semisal dengan itu.
Termasuk dari
bentuk ini ialah apabila seorang istri keluar rumah tanpa izin suaminya walaupun
hanya untuk mengunjungi kedua orang tuanya. Yang demikian seakan-akan seorang
istri lari dari rumah suaminya tanpa sebab syar’i. Demikian pula jika sang istri
enggan untuk bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati
suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari
anggota tubuhnya, berjalan di tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram, bersenda
gurau atau berbicara lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya
dan yang semisal dengan itu.
Bentuk lain adalah apabila seorang istri
tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya
menginginkan hal itu, melakukan puasa sunnah tanpa izin suaminya, meninggalkan
hak-hak Allah seperti shalat, mandi janabat, atau puasa Ramadlan.
Maka
setiap istri yang melakukan perbuatan-perbuatan seperti tersebut adalah istri
yang durhaka terhadap suami dan bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Jika kedua bentuk kedurhakaan ini dilakukan sekaligus oleh
seorang istri maka ia dikatakan sebagai istri yang durhaka dengan ucapan dan
perbuatannya. (Dinukil dari kitab An Nusyuz karya Dr. Shaleh bin Ghanim As
Sadlan halaman 23-25 dengan beberapa tambahan)
Sungguh merugi wanita yang
melakukan kedurhakaan ini. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada jalan
ke Surga karena memang biasanya wanita yang melakukan kedurhakaan-kedurhakaan
ini tergoda oleh angan-angan dan kesenangan dunia yang menipu.
Ketahuilah
wahai saudariku Muslimah, jalan menuju Surga tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga
nan indah, melainkan dipenuhi dengan rintangan-rintangan yang berat untuk
dilalui oleh manusia kecuali orang-orang yang diberi ketegaran iman oleh Allah.
Tetapi ingatlah di ujung jalan ini ada Surga yang Allah sediakan untuk
hamba-hamba-Nya yang sabar menempuhnya.
Ketahuilah pula bahwa jalan
menuju neraka memang indah, penuh dengan syahwat dan kesenangan dunia yang
setiap manusia tertarik untuk menjalaninya. Tetapi ingat dan sadarlah bahwa
neraka menanti orang-orang yang menjalani jalan ini dan tidak mau berpaling
darinya semasa ia hidup di dunia.
Hanya wanita yang bijaksanalah yang mau
bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada suaminya dari
kedurhakaan-kedurhakaan yang pernah ia lakukan. Ia akan kembali berusaha
mencintai suaminya dan sabar dalam mentaati perintahnya. Ia mengerti nasib di
akhirat dan bukan kesengsaraan di dunia yang ia takuti dan tangisi.
3.
Tabarruj
Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang
menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya
wajib untuk ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki. (Jilbab Al
Mar’atil Muslimah halaman 120)
Hal ini kita dapati pada sabda Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam tentang wanita-wanita yang berpakaian tapi
hakikatnya telanjang dikarenakan minimnya pakaian mereka dan tipisnya bahan kain
yang dipakainya. Yang demikian ini sesuai dengan komentar Ibnul ‘Abdil Barr
rahimahullah ketika menjelaskan sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam
tersebut.
Ibnul ‘Abdil Barr menyatakan : “Wanita-wanita yang dimaksudkan
Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang
membentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang
berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya … .” (Dinukil oleh
Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103 )
Mereka adalah wanita-wanita
yang hobi menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
melarang hal ini dalam firman-Nya : “Dan janganlah mereka menampakkan
perhiasan-perhiasan mereka.” (An Nur : 31)
Imam Adz Dzahabi
rahimahullah menyatakan di dalam kitab Al Kabair halaman 131 : “Termasuk dari
perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka dilaknat ialah menampakkan hiasan
emas dan permata yang ada di dalam niqab (tutup muka/kerudung) mereka, memakai
minyak wangi dengan misik dan yang semisalnya jika mereka keluar rumah …
.”
Dengan perbuatan seperti ini berarti mereka secara tidak langsung
menyeret kaum pria ke dalam neraka, karena pada diri kaum wanita terdapat daya
tarik syahwat yang sangat kuat yang dapat menggoyahkan keimanan yang kokoh
sekalipun. Terlebih bagi iman yang lemah yang tidak dibentengi dengan ilmu Al
Qur’an dan As Sunnah. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sendiri menyatakan
di dalam hadits yang shahih bahwa fitnah yang paling besar yang paling
ditakutkan atas kaum pria adalah fitnahnya wanita.
Sejarah sudah
berbicara bahwa betapa banyak tokoh-tokoh legendaris dunia yang tidak beriman
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala hancur karirnya hanya disebabkan bujuk rayu
wanita.
Dan berapa banyak persaudaraan di antara kaum Mukminin terputus
hanya dikarenakan wanita. Berapa banyak seorang anak tega dan menelantarkan
ibunya demi mencari cinta seorang wanita, dan masih banyak lagi kasus lainnya
yang dapat membuktikan bahwa wanita model mereka ini memang pantas untuk tidak
mendapatkan wanginya Surga.
Hanya dengan ucapan dan rayuan seorang wanita
mampu menjerumuskan kaum pria ke dalam lembah dosa dan hina terlebih lagi jika
mereka bersolek dan menampakkan di hadapan kaum pria. Tidak mengherankan lagi
jika di sana-sini terjadi pelecehan terhadap kaum wanita, karena yang demikian
adalah hasil perbuatan mereka sendiri.
Wahai saudariku Muslimah … .
Hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian yang Islamy yang menyelamatkan
kalian dari dosa di dunia ini dan adzab di akhirat kelak.
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman :“Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah
kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.”
(Al Ahzab : 33)
Masih banyak sebab-sebab lainnya yang mengantarkan wanita
menjadi mayoritas penduduk neraka. Tetapi kami hanya mencukupkan tiga sebab ini
saja karena memang tiga model inilah yang sering kita dapati di dalam kehidupan
masyarakat negeri kita ini.
Saudariku Muslimah … .
Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah menuntunkan satu amalan yang dapat
menyelamatkan kaum wanita dari adzab neraka. Ketika beliau selesai khutbah hari
raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
anjuran untuk mentaati-Nya. Beliau pun bangkit mendatangi kaum wanita, beliau
menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian beliau
bersabda : “Bershadaqahlah kalian! Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya
Jahanam!” Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita
lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya : “Mengapa
demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Karena kalian banyak mengeluh
dan kalian kufur terhadap suami!” (HR. Bukhari)
Bershadaqahlah! Karena
shadaqah adalah satu jalan untuk menyelamatkan kalian dari adzab neraka. Semoga
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita dari adzabnya. Amin.
Wallahu
A’lam bish Shawwab. (Dikutip dari tulisan Muhammad Faizal Ibnu Jamil, Judul asli
Wanita Penghuni Neraka, MUSLIMAH/Edisi XXII/1418/1997/Kajian Kali Ini. Url
sumber http://www.geocities.com/dmgto/muslimah201/nar.htm)